Minggu, 26 April 2009

kabar dari phenilpropanolamin (PPA)

Beberapa hari yang lalu aku dapat sms dari temanku, yang jelas sms itu bukan informasi yang dia rangkum sendiri, tapi merupakan bentuk 'forward' kukira dari orang2 lain. karena jelas dikatakan dengan amat rinci keterangan dari FDA (semacam badan POM nya di Amerika). Mungkin karena dia belum mengerti banyak, makanya dia tanya ke aku.

Rinci sms nya se aku gak ingat soalnya udah tak hapus, tp inti dari informasi tersebut menyebutkan bahwa FDA telah menarik obat berbahan fenilpropanilamin karena telah terbukti menyebabkan pendarahan di otak.

Disebutkan juga agar orang2 berhati2 untuk menggunakan obat yang mengandung fenilpropanolamin, dimana zat ini terkandung umumnya pada obat2 untuk influenza (misal nya decolgen). Jelas juga pada sms itu menyebutkan beberapa merk obat yang mengandung PPA yang beredar di Indonesia. Ehm kok aneh yaa, padahal iklan2 di Indonesia makin gencar tuh untuk mempromosikan obat flu, tapi selama ini aman2 aja.

Karena aku sendiri minim informasi tentang isu ini, akhirnya kujawab aja pertanyaan dia tentang kebenaran berita itu yaa sesuai dengan ilmu yang aku tau aja. Bahwa Pertama, penelitian itu dilakukan di Amerika, dimana banyak hal yang tidak bisa membuat kita menyamaratakan kondisi dan menerima hasil penelitian itu disini. Kedua, selama ini penggunaan PPA cukup aman, selama dalam dosis yang dianjurkan. Tapi memang penggunaan zat ini perlu diperhatikan untuk penderita hipertensi, karena akan menjadi faktor resiko dimana akan meningkatkan tekanan darah. Sehingga jika kabar menyebabkan pendarahan di otak, itu lebih merupakan faktor resiko pada penderita hipertensi. Dan selama ini di setiap label obat flu selalu diberikan keterangan untuk dikontraindikasikan pada penderita hipertensi. Jadi intinya aku masih meragukan informasi dari sms pernyataan FDA itu.

Sampai disitu, aku jadi semakin penasaran tentang kebenararan berita PPA. Karena yang mungkin 'bertanggung jawab' atas informasi obat adalah Badan POM, akhirnya browsing info di pom.go.id. Dan akhirnya dapetlah info itu. Dari keterangan Pers Badan POM (lebih jelas nya liat sndiri di websitenya BPOM yaa) menyatakan bahwa :

KETERANGAN PERS
TENTANG
PENJELASAN TERKAIT INFORMASI OBAT FLU DAN BATUK YANG MENGANDUNG PHENYLPROPANOLAMINE (PPA)
NOMOR: KH.00.01.1.3.1751
TANGGAL 21 APRIL 2009

Mengulang Keterangan Pers Nomor KH.00.01.1.3.1673 tanggal 16 April 2009 tentang Penjelasan Terkait Informasi Obat Flu dan Batuk yang Mengandung Phenylpropanolamine (PPA), Badan POM memandang perlu menjelaskan kembali kepada masyarakat hal-hal sebagai berikut:

  1. Tidak benar pada tanggal 1 Maret 2009 US-FDA mengeluarkan pengumuman tentang obat flu dan batuk yang mengandung PPA seperti diberitakan melalui sms dan email.
  2. Saat ini tidak ada informasi baru terkait keamanan PPA. Pada bulan November 2000 US-FDA menarik obat yang mengandung PPA karena diduga ada hubungan antara perdarahan otak dengan penggunaan PPA dosis besar sebagai obat pelangsing.
  3. Di Indonesia PPA hanya disetujui sebagai obat untuk menghilangkan gejala hidung tersumbat dalam obat flu dan batuk dan tidak pernah disetujui sebagai obat pelangsing.
  4. Obat flu dan batuk yang mengandung PPA dan telah mendapat izin edar aman dikonsumsi sesuai aturan pakai yang telah ditetapkan.
Demikian penjelasan ini disampaikan untuk disebarluaskan kepada seluruh masyarakat.

Bener juga kan, PPA di Amerika dibuat obat pelangsing se, mungkin itu dosisnya lebih dari PPA yang digunakan untuk decongestan pada obat flu. Makanya resiko pendarahan otak mungkin lebih besar. Dan semoga disini gak ikut2an ngurusin badan pakai PPA hehe. Lagian, jangan harap dapetin PPA dengan bentuk tunggal, karena kebanyakan dia dikombinasi dengan zat lain dalam satu bentuk sediaan obat. Pokoknya minimally, stay away from drug guys.

Jumat, 24 April 2009

That's all ; Cukuplah Gusti bagiku

Hari jumat memang indah. mungkin itu sebabnya Tuhan mengagungkan hari ini. Pagi masih sempet berenang, dan dengan santainya berenang tanpa pernah nyadari kalo aku tuh dah bbrp taun ini gak berenang. hehehe walhasil sakit lah semua otot2ku.

Ehm.. God so nice this morning. Rasanya begitu indahnya aku bisa membuat mataku memerah lagi karena air dari kolam renang (krn emang gak pake kacamata renang), dan sempet bersin2 hidung meler abis berenang...gak tau tapi itu semua rasanya begitu indah.

I feel like a butterfly while i swiming. tapi lama2 alergi ini jadi mengganggu banget. awalnya aku 'say no to drug' tp akhirnya minum juga tuh obat. Aku kira anugrah Tuhan sudah sampai disitu, tapi bertubi-tubi datangnya setelah itu. mungkin bagi orang lain serasa biasa saja, namun bagiku 'wow that's amazing'.

ternyata dibalik insomnia yang menyebalkan, Tuhan juga tidak tidur. tentu saja. untuk menjaga keluargaku. Setelah bangkit dari ranjang, kunyalakan tivi dan laptopku dan 'internet mode on'. aku baru ingat hari sebelumnya di KICK ANDY salah satu tamunya adalah Pepeng. salah satu orang yang mungkin bisa jadi inspirasi dalam hidupku. Untung aku ingat.

dan ternyata sekali lagi Tuhan blm tidur, aku tak terlewatkan sesi wawancara dengan Pepeng, walaupun acara itu sebenernya sdh beberapa saat dimulai. Thank's God. dan melihat cuplikan dia 'Pepeng' untung TIDAK TAKUT, TIDAK SEDIH, dan TIDAK MARAH, Dan betapa istri dan keluarganya merupakan 'Guardian' yang tangguh, Subhanallah indah nian. Awalnya aku 'sedikit' menitihkan air mata. tapi mendengar Pepeng yang dengan lantang dia berjuang, hanguslah sudah air mata itu. Cukup tersenyumlah untuk jiwa2 yang diridhoi oleh Gusti Allah.

'Saya tidak akan sedih, tapi saya terpukul'. Pernyataan yang cukup manusiawi, lebih khususnya seorang pahlawan yang menampilkan sifat manusiawinya. Multiple sclerosis bagi Pepeng, dan unconfiddent bagi Yesi. Dua penyakit dengan dua personality yang berbeda.

Ribuan hal yang bisa dicuri dari mereka2 seorang 'survivor', it's not easy to be me. tiap pribadi mengisahkan keindahan dan kekisutan kehidupan sendiri2, dan semua itu indah. ketika kita bertanya "God why me", dan Gusti pun menjawab "Why not". Aku ingin sekali berlari (terburu2 mode on) untuk menangis dihadapan Gusti, menangis merendah, menangis membangga, tanpa menangis menyedih. dan Kuatlah jiwa2 anugrah Gusti.

I cant stand to fly
Im not that naive
Im just out to find
The better part of me

Im more than a bird...Im more than a plane
More than some pretty face beside a train
Its not easy to be me

Wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
About a home Ill never see

It may sound absurd...but dont be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed...but wont you concede
Even heroes have the right to dream
Its not easy to be me

Up, up and away...away from me
Its all right...you can all sleep sound tonight
Im not crazy...or anything...

I cant stand to fly
Im not that naive
Men werent meant to ride
With clouds between their knees

Im only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me
Inside of me
Inside me
inside me
Inside of me

Im only a man
In a funny red sheet
Im only a man
Looking for a dream

Im only a man
In a funny red sheet
And its not easy

Kamis, 26 Maret 2009

Zat Aktif dalam Opium

Mungkin beberapa orang blm tau kalo opium itu sebenernya bukan zat aktif. Opium bukan merupakan bahan kimia tunggal. Bahan kimianya hampir mirip kayak salad gitu, banyak yang terkandung di dalamnya, mulai dari gula, protein, asam, air, dan bermacam-macam alkaloid. Orang yang kesehariannya nanam opium (ada gak ya di Indonesia) untuk nilai narkotiknya, pada umumnya tertarik pada senyawa alkaloidnya.

Alkaloid merupakan senyawa organik dengan ciri ada atom nitrogen dan beberapa senyawa lain yang ditemukan di tanaman (ehm gak jarang juga ditemukan di hewan). Cirinya rasanya yg pahit, dan ada beberapa ciri khas dengan sifat yang beracun, stimulan, dan efek analgesik (antinyeri). Ada bermacam-macam alkaloid, 30% diantaranya ditemukan pada tanaman. Dan Morphin merupakan alkaloid yang ditemukan di opium, dan beberapa alkaloid lain seperti Codein (buat obat batuk), Papaverin (mengatasi spasme visceral), Nicotine (stimulant), Atropin (antikolinergik), Cocain (stimulant), dan Mescaline (psychedelic psychotherapy). Kalo konsentrasi Morphin sendiri pada opium se bisa bervariasi tergantung kondisi tanamannya, dan biasanya berkisar 3 ampe 20 %. eh gitu aja ya ..masih gathering info lain dari ebook kesayanganku heheheee

Rabu, 25 Maret 2009

Ketika kita tidak merasakan sakit pada saat mestinya rasakan sakit

Ne posting setengah sadar hehee... habis sembuh dari rasa malas dan rasa kantuk berkepanjangan (bilang aja habis hibernasi). Sebenernya aku bingung nulis judulnya gimana. Yang jelas pada intinya ada saat dimana kita mestinya merasakan rasa sakit (yang pada umumnya pasti merasakan rasa sakit pada keadaan itu) tapi tidak merasakan sakit (=nyeri). Ini Cuma secuplik aja se dari ebook yang tak donlut beberapa hari yg lalu.

Nyeri memang menyerang dengan berbagai cara. Mulai dari penyakit yang sedang dari nyeri (gak enak di badan) pada saat kita terserang flu, nyeri kena benturan, nyeri persendian, ampe nyeri krn luka trauma. Beberapa orang menderita dan merasakan nyeri setelah mengalami trauma akibat luka tapi sebelum fase kejadian itu terjadi, pada suatu saat mereka tidak merasakan sakit sama sekali. Ne contohnya, pada 30 Maret 1981, Jonh Hinckley Jr melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Ronal Reagen dengan senjata api. Ketika senjata itu ditembakkan, asistennya pak pres ne (eh ajudan pa asisten ya istilahnya.. lha ne pake boso ingglis se buku asline), yang jelas si ajudannya berusaha melindungi dia dengan mendorong pak pres ke arah limosinnya. Tak satupun orang, sekalipun Ronal Reagan, mengetahui bahwa dia telah tertembak di dadanya dengan peluru 9 mm (coba deh liat2 youtube beg e pngn tau kronologinya). Beberapa saat kemudian beliaunya tersungkur di dekat jendela mobil dengan darah keluar dari dadanya (tersungkurnya juga karena didorong pengawalnya ato ajudannya untuk melindunginya). Baru kemudian dia merasakan sakit yang luar biasa. Sebelum fase itu nyeri itu memang tidak terasa. Ehm tambahan dikit baca dari website nya pak Ronald kalo dia malah sempet bilang ke ajudannya yang notabene waktu itu melindungi dia (nindihin pak Ronald) kalo biar bangkit dari ‘nindihin’ badannya. Hehee sedikit membayangkan ne apa kata beliau saat itu, mungkin bilang gini ‘Woi rek, ngaliho. Awakku mbok tindihi, rumangsane awakmu entheng ta?’. Walah kok jadi jauh banget gini. Tapi yang jelas pak Ronald baru merasakan nyeri itu saat beliau mulai bangkit dan menyadari rasa sesak dan nyeri di dadanya.

Beberapa contoh lain pada tahun 1984, Rick Allen si drumer dari Def Lepard (yang tau acungin jempolll hehheee). Yup, seorang drumer bertangan satu. Ceritanya ne berawal dari kecelakaan yang dialaminya pada saat berkendara dengan Corvette nya (eh ne merk mobil yaa). Yang jelas kejadian itu membuatnya terlempar dari mobilnya. Setelah dia bangkit dari jatuhnya, dan menyadari tangan kirinya ada yang robek. Pada saat itu dia tidak merasakan nyeri sedikitpun. (hehe tapi entah kemudian)

Pernahkah kamu merasakan seperti itu

Atau coba pikirkan ini.. bagaimana bisa kita bisa merasakan sakit langsung saat tangan kita terjepit pintu, tapi ‘feel nothing’ saat tertembak dada kita atau bagian dari tubuh kita yang terluka. Ehm gimana untuk lebih jelasnya kita tanya Ronald Reagan heheee. Ato siapa yang mau nyoba? (duh semoga nggak ya prend)
Tapi yesi pernah merasakannya. Ehm saat jatuh tersungkur dari speda montor (sedikit menyingkap masa lalu), beberapa saat sebelum aku berusaha berdiri karena celana jean ku tersangkut, saat mulai beranjak buat minggirin montorku baru deh kerasa kalo lututku terluka.

Yang jelas, yesi, dokter, ataupun peneliti lain blm yakin. Karena kebanyakan laporan dari ini semua merupakan anekdot (lahhh dah capek2 baca kok malah anekdot) dan tak ada cara untuk meneliti seperti percobaan secara laboratory (siapa yang mau jadi kelinci percobaannya?).

Tapi ahli neurologi meyakini bahwa kemampuan otak untuk merasakan nyeri dapat mati (sejenak?) pada saat terjadi keadaan darurat atau shock yang bersifat ekstrim (seperti contoh tadi). Ada kemungkinan hal ini memberikan manfaat agar seseorang bisa menghindar atau berusaha menghadapi situasi tersebut (dengan keadaan yang masih siap atau ‘baik-baik’ saja) tanpa rasa sakit.

Pernah merasakan hal itu?

Minggu, 22 Maret 2009

so empty brain

Ternyata seminggu gak tersentuh dunia maya, serasa dah lama bianget berada dalam gua. But finally, this Monday (yg banyak dibenci—di pesbuk kok banyak yg ngeluh soal senin se).. i’m realy on ah. Dipaksa on, palagi hari ne mulai masuk sif sore. Dan ternyata semakin lama jauh dari internet, semakin gak ada ide buat ngeblog. Fiuhhhh. That’s all.. sorry

Selasa, 10 Maret 2009

speak good, or be silent


ne akibatnya kalo luntang lantung gak ada kerjaan...wee tiba2 inget deh kalo dulu pngn cari2 artikelnya gede prama. dari sekian banyak tulisannya, ne judul kayaknya keren juga. palagi neh kondisi sekarang banyak orang yang ngomong gak pake mkir. tak ada yang baik keluar dari mulut seseorang. (feel so sad). kenapa kita gak blajar lagi mulai dari awal, krn seakan2 kita sdh merasa kalo kita sudah benar dlm kehidupan ini. lets empatize, and disciplin with our speak. mari kita sama2 didik mulut dan pikiran (yg nulis juga ikut2an, eh yang baca juga) dan membelokkan setiap energi negatif ke tempat2 yang lebih produktif. Ya iyalah ne pelajaran agak susah, mana ada se yg gak susah di dunia ini kecuali bagaimana cara kita agar membuatnya bisa 'terasa' mudah. Hanya perlu inget ne kalimat sederhana : BICARALAH DENGAN BAIK, ATAU DIAM SEKALIAN. dan atas rahmat Tuhan lukisan kehidupan kita mungkin akan menjadi lebih cantik dan menarik, dan orang lainpun akan menikmati lukisan kita. ehm sekalian gabungin aja ya pesen dari Mario Teguh kalo jalan kebenaran adalah jalan Tuhan, maka marilah kita bersama-sama berjalan pada jalan kebenaran agar kita senantiasa berjalan bersama Tuhan. Jika memang kita berpikiran baik dan apalagi berbicara dengan baik... apa lagi yang dunia katakan selain 'wow you're amazing'. so lets speak good, or be silent

Senin, 09 Maret 2009

Obat untuk influenza. Perlukah?

Bekerja di bidang asuransi (yang notabene bukan sepenuhnya bidangku) membuatku menjadi mengerti pola suatu golongan masyarakat dalam menyingkapi kesehatan mereka. Sebagian mereka (yang menjadi tanggungan dari asuransi) mungkin merasa tidak ada masalah jika kita sakit, karena memang perusahaan mereka akan menanggung segala biaya kesehatan mereka. Dan itu wajar. Dalam hal ini aku hanya ingin menyingkapi paradigma yang sekarang ada di masyarakat. Paradigma sehat (dalam lingkup asuransi) mungkin sebagian akan lebih mengarah ke dokter untuk mengobati penyakitnya daripada menjaga kesehatannya. Tidak mudah memang mengubah kebiasaan sebagian masyarakat yang masih awam bahwa obat sebenarnya juga bukan barang yang ramah. Bagiku, seminimal mungkin kita mengkonsumsi obat (kalo gak kepepet harus bener2 minum obat lho). Sebagai contoh yang kulihat di lapangan adalah penyakit yang umum misalnya influenza. Banyak sekali memang klaim dari pasien asuransi yang kupegang dengan diagnosa URI (upper respiratory infection)yaitu infeksi saluran nafas atas ato biasa disebut ISPA. Sebagian besar obat yang diberikan pasti diantaranya terdapat antibiotika (antibakteri), selain ada obat lain untuk mengurangi gejala influenza. Memang itu wajar dan itu bukan suatu kesalahan karena merupakan hak pasien kepada dokter untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, dan hak dokter memberikan obat yang sesuai. Hanya disini aku cuma menilai dari kebiasaan masyarakat saat ini dalam menggunakan antibiotika. Saat ini antibiotika bagaikan vitamin, yang tiap kita sakit (apalagi influenza) pasti akan memerlukan antibiotika. Hal itu tidak sepenuhnya benar. Pada dasarnya influenza ini merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Biang keladinya adalah virus RNA yang berasal dari keluarga Orthomyxoviridae (virus influenza). Ingat, bahwa penyebabnya adalah virus. Dan sebagian besar antibiotika adalah antibakteri yaitu bekerja melawan bakteri, yang secara morfologi dan sifat berbeda dengan virus. Na masalahnya memang kalo influenza diberi anti virus (ato yang lebih dikenal dengan antiviral) memang jatuhnya akan mahal banget. Dari segi benefit and risk obat anti viral memang sangat tidak ekonomis apalagi untuk penyakit yg ringan seperti influenza. Maka sebagian besar memang ‘ditembak’ aja dengan antibiotika. Ehm ada se penyakit lain dari infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Tapi karena gejalanya hampir sama dengan influenza, maka memang tidak bisa dibedakan secara pasti. Yang jelas kita tidak tau mikroba apa yang menyebabkan infeksi pada tubuh kita sebelum ada pengujian dari isolasi darah kita dan adanya identifikasi dari mikroba yang ada. Na hal itu juga memang tidak murah. Jadi pemberian antibiotika memang jadi pro dan kontra. Dan dokter lah yang lebih mengetahui kondisi tubuh pasien terhadap penyakit, apakah perlu antibiotik, anti viral, atau tidak sama sekali membutuhkan obat tersebut. Na, dari penjelasan itu (ehm lebih ke arah opini se berdasarkan keilmuanku) terkadang kita tidak perlu obat untuk mengatasi flu, apalagi antibiotik. Karena pada dasarnya penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, jadi yang kita tekankan yaa kita tingkatkan dulu sistem kekebalan tubuh. Penyebab utama kita terserang infeksi karena sistem kekebalan tubuh kita yang menurun sehingga tidak sanggup menanggulangi infeksi dari bakteri atau virus. Istirahat dan makan teratur, kalo perlu minum susu (hehe bagi yang gak biasa, ya dibiasakan tuh). Tapi kalo memang gejala dari influenza memang tetap mengganggu, obat untuk influenza mungkin bisa diperlukan. Pada umumnya obat antiinfluenza mengandung bahan yang digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat, pusing, hipersekresi mukosa hidung (alias hidung meler) dan demam. Tapi perlu diingat gejala itu merupakan reaksi tubuh kita karena adanya infeksi, bukan sumber penyakit. Dan memang obat antiinfluenza meredakan gejala, dan bukan mengobati penyebab utamanya. So, be alert. Jika kita bisa menjaga kesehatan lebih baik, tak perlu lagi obat. Tapi tetaplah jika memang kita ragu, ada dokter dan apoteker yang siap membantu.

ternyata kita cantik

Cerita ini sebenarnya dikutip dari sebuah buku. Cuma mungkin aku hanya ingin berbagai cerita. Jika ada yg belum pernah membaca cerita ini semoga bisa memetik manfaatnya. Bagi yang pernah membacanya, kuharap bisa mengingatnya kembali agar tetap selalu ingat bahwa kita adalah hal tercantik yang dibuat oleh Nya. Dan semoga ttp menjadi inspirasi bagi semua orang. Aku juga berterimakasih kepada temanku yang telah menghadiahkan buku ini padaku. Salah satu cerita dalam buku itu (diantara beberapa cerita) judul inilah yang membuatku tertarik. Selain ceritanya yang menarik, tp juga itulah cerminan kehidupan semua orang, tak ayalnya aku. Ehmm just read it:
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja ke sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.”Liat cangkir itu”, kata nenek kepada suaminya. “Kau benar, itu cangkir terantik yang pernah aku lihat”, ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara. “Terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata, “Belum!”. Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang itu berkata ‘’Belum!”.
Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku, asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, “Belum!”. Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini!. Sambil menangis aku berteriak-teriak sekuatnya. Tapi orang itu tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar2 dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Teman, seperti itulah Allah swt membentuk kita. Pada saat Allah swt membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik dan memancarkan kemuliaanNya.
Teman, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab kita tahu bahwa ujian menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suatu apapun.
Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati karena Allah sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan itu memang menyakitkan, tetapi setelah semua proses itu selesai kita akan melihat betapa cantuknya Allah membentuk kita.

Kamis, 26 Februari 2009

Iceberg phenomenon

Jumat pagi ne gak seperti biasanya. Yang biasanya bangun masih ‘aras2en’ mandi, akhirnya dipaksa cepet mandi. Yang penting jam 6 harus nyampe HVA. ‘’note : sebelum jam 6 harus sudah di RS, ada pengarahan dari Dandim’’. Wiiihh enek opo iki, yang jelas ikut aja lah. Jadi yang biasanya mandi jam setengah 7 (lumayan dingin) hari ini jam setengah 6 dah mandi (super dingin). Nyampek rumah sakit, lumayan dah banyak yang kumpul, tapi untung blm terlambat. Acara blm dimulai, Pak Dandimnya blm dateng kayaknya. Tapi apa daya dari jam 6 duduk ampe jam 7 yang ditunggu kok gak muncul2 se. Lage perut laper bgt. Yaa, bbrp menit kemudian beliaunya dateng, duh dah ngebayangin ne mau ngomongin soal bela bangsa ne jangan2, Ato pemantapan P4 (hehe jadul banget se). Setelah ada pembukaan dari direktur yang sedikit mengulas soal ‘motivasi’ baru kemudian pak Dandim tu buka power point (tapi aku judulnya lupa).. mklum dlm keadaan lapar, otak ku cm setengah doang yang berfungsi. Dari satu patah kata, dua, tiga, ampe satu jam dengan ratusan patah kata... wihh ternyata ne orang ‘mario teguh’ punya. Ne Dandim apa psikolog se? Otakku jadi ‘full brain’ ne. Intinya bicara soal membangun karakter dan dedikasi untuk membangun bangsa. Ada pelajaran yang sangat berharga, karena beliau mengangkat salah satu bahasan yaitu ‘Iceberg Phenomenon’. Fenomana gunung es ini bukan dalam lingkup global warming, tp esensi yang terkandung dari karakter gunung es itu sendiri. Sebuah gunung es, jika tampak di atas ‘sea level’ tampak memang seperti kita melihat bukit kecil. Tapi jika dilihat kedalam lagi, ternyata gunung es yg kita kira besar itu ternyata disokong oleh gunung es yang lebih besar lagi. Alias ‘sebongkah’ gunung es sebenarnya hanya menampakkan ujungnya saja di permukaan laut. Sisa tubuhnya bersembunyi dalam lautan (yang siap-siap muncul). Jika diprosentasikan, hanya sekitar 10% gunung es yang muncul di permukaan. Sisanya 90% merupakan gunung es yang tampak mata. Seperti itulah karakter manusia. 10 % merupakan karakter kita yang tampak oleh orang lain yaitu ketrampilan, pengetahuan, dan keahlian. 90% merupakan karakter kita yang blm/ tidak muncul dan terkadang tidak diketahui oleh orang lain, tidak lain yaitu mental kita. Karakter ‘dalam’ kita ini yang akan memberikan dampak pada karakter yang berada di atas tadi. Kita tidak akan pernah tau sikap mental seseorang dan seseorang pun terkadang masih bertanya-tanya tentang karakter mental kita. Tugas kita adalah membangunnya, membentuknya, dan mengasahnya agar bisa menjadikan dedikasi dan karakter ‘a great attitude’ yang SUPER. Yang kita butuhkan adalah skills, knowledge, hard work, dan attitude, sehingga kita bisa mengolahnya agar bisa menjadi 100% best personality. Semua bisa dilakukan dengan dedikasi. Wihhh makasih ya pak Totok.. (eh lupa namanya sapa?).

Rabu, 25 Februari 2009

Indeks Terapetik dan Batas Terapetik

Obat mempunyai respon farmasetik sepanjang masih adanya dosis obat yang terkandung dalam obat dan berada dalam margin/ batas keamanan obat. Beberapa obat mempunyai batas terapi yang luas. Ini menunjukkan bahwa pasien dapat diberikan dengan range tingkat dosis yang lebar tanpa terjadi efek toksik. Obat lainnya mempunyai batas terapi yang sempit dimana perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan atau bahkan efek toksik.
Indeks Terapetik (IT) memberikan informasi batas keamanan dari obat dan rasio antara dosis terapi pada 50% pasien/binatang coba dan lethal dose (dosis yang menyebabkan kematian) pada 50 % binatang coba. Dosis terapetik disimbolkan dengan ED50 dan lethal dose disimbolkan dengan LD50. Rasio mendekati angka 1, dan lebih dari itu merupakan efek toksik.
IT = LD50/ED50
Obat yang mempunyai IT yang rendah dapat disimpulkan mempunyai batas keamanan yang sempit (indeks terapi sempit). Obat-obatan ini memerlukan pengawasan pada level obat dalam plasma dan penyesuaian dosis untuk mencegah munculnya efek toksik. Jumlah obat dalam plasma harus berada di dalam batas terapi. Jika diilustrasikan pada gambar batas antara MEC (Minimum Effective Concentration) dan MTC (Minimum ToxicConcentration). MEC dicapai pada pemberian dosis awal, dimana pemberian dosis awal yang besar diharapkan agar bisa tercapainya obat dalam plasma diatas MEC secara cepat.

Rabu, 11 Februari 2009

14 pebruari hari apa yaa?


Ehmm 14 Pebruari tahun lalu merupakan hari yang bersejarah di kehidupanku. Kebanyakan orang se memperingatinya sebagai hari Valentine, tapi aku aja gak seberapa ngerayain yang namanya valentine. Coz epriday is valentine day for me. Tapi hari itu lain. Hari itu aku pagi2 buta dah dijemput temenku untuk ngantri di salon. Ehmm pagi2 nyalon? Hehe Namanya juga cewek pngn keliatan cantik di hari yang penting. Sampai di jam yang ditentukan kami harus berkumpul (tempat yang telah mendidikku selama beberapa tahun ini) aku dateng 1 jam lebih awal dari waktu itu. Aku waktu itu datang bersama temanku sesama nyalon, dan kedua orang tuaku serta adikku. Semuanya tampak terlihat cantik2 dan cakep2. Rapi. Berwibawa. Dan tampak bahagia..
Hari itu adalah acara Pengucapan Sumpah Apoteker Periode 85 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.
Segala jerih payah, keluh, peluh, emosi, canda tawa, tak akan sirna memang, hanya ternyata berubah jadi suatu perasaan yang tak bisa diungkapkan. Bangga menjadi orang yang lebih baik, bangga aku bisa melihat kedua orangtuaku tersenyum melihatku menjalani prosesi ini.
Prestasi akademik mungkin tak bisa kuraih saat itu, tapi bagiku aku telah belajar super banyak untuk siap menghadapi masa depanku. Belajar tentang mengembangkan wawasan, belajar tentang bekerja keras, belajar tentang berkomitmen, dan belajar tentang kehidupan.
Terima kasih Tuhan, atas moment yang indah waktu itu.

Berkenalan dengan Steven-Johnson Syndrome

Pada akhir taun lalu ada suatu kejadian di sebuah desa pelosok di kotaku, tentang Steven-Johnson syndrome ini dan sampai mengarah pada pelaporan kasus ini ke polisi. Karena diduga seorang petugas medis yang dianggap ‘lalai’ sehingga menyebabkan si pasien harus menjalani perawatan intensif, dan disebut2 menderita Steven-Johnson syndrome. Aku gak bisa menceritakan lebih lanjut karena pada kasus ini memang banyak hal yang jadi permasalah tidak hanya penyakit yang ‘mendadak’ diderita oleh si pasien, permasalahan kompetensi sang petugas medis, eh tapi kasus ini juga mengandung nilai politik.
Sebenarnya apa itu Steven Johnson syndrome? Mengapa bisa terjadi? Dan karena apa?
Steven-Johnson Syndrome merupakan kondisi yang mengancam jiwa seseorang yang menyerang kulit dimana terjadi kematian sel yang disebabkan terpisahnya epidermis dari dermis. Sehingga bisa dikatakan kalau STS merupakan reaksi dermatologis yang sering ditandai dengan ‘melepuhnya’ membran mukus (bibir, mata, vagina) dan adanya bintik merah sebagian atau sampai keseluruhan tubuh.
Penyebabnya antara lain infeksi (biasanya diikuti oleh infeksi seperti herpes simplex, virus, influenza, penyakit gondok, histoplasmosis, Epstein-Barr virus, atau sejenisnya), efek samping dari obat (allupurinol, diklofenak, fluconazole, valdecoxib, sitagliptin, penisillin. Barbiturat, sulfonamida, fenitoin, azitromisin, lamotrigine, neviparin, ibuprofen, ethosuximide, carbamazepin), kegaganas (kanker), dan faktor idiopatik. Pada awalnya SJS cenderung disebabkan oleh penggunaan antibiotik (antibiotika golongan sulfonamid, penisilin)
Pengobatan SJS pada dasarnya sama dengan pengobatan pada luka bakar, dan diikuti dengan pengobatan suportif atau pendukung dengan cairan pengganti (infus) dan pengobatan simtomatik (bersifat meringankan gejala) yang bisa terdiri dari analgesik (pereda nyeri). Sehingga tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penderita SJS. Pengobatan dengan kortikosteroid (sebagai immun supresor untuk mengatasi reaksi immun yang berlebihan dari SJS) masih diperdebatkan karena bisa dimungkinkan akan malah meningkatkan resiko infeksi sekunder.
Na.. karena SJS merupakan reaksi alergi, sama artinya dengan tidak semua orang akan mengalaminya, maka tidak bisa dipastikan seseorang akan mengalami SJS atau tidak. Pada kasus yang kuceritakan diatas yang menyebabkan SJS adalah penggunaan dari Amoxicillin (antibiotik penisilin). Tidak semua orang bermasalah dengan antibiotik ini. Sebenarnya ada tes untuk mengetahui apakah kita sensitif/ alergi terhadap antibiotik atau tidak. Dengan skin tes, (pada prakteknya aku belum paham bagaimana caranya) dilakukan dengan cara menyuntikkan antibiotik secara subkutan, dan dilihat bagaimana reaksi kulit kita selanjutnya. Tp ada yang mengatakan tes ini tidak efektif karena hasil tesnya bukan merupakan efek antibiotik secara sistemik. Tapi apapun itu semuanya bisa dicegah. Jika terpaksa harus mengkonsumsi antibiotik (untuk pertama kalinya) maka minum secara biasa dan liat reaksi dalam satu atau dua hari. Jika merasakan gatal-gatal, demam, sesak nafas atau muncul kemerahan pada kulit, hentikan pengobatan dan segeralah ke dokter atau kalau perlu ke UGD agar bisa langsung ditangani dan tidak semakin membahayakan. Pastikan dan ingat betul obat yang membuat alergi tersebut, jika sewaktu2 dokter meresepkan obat itu, komunikasikan agar bisa diganti dengan obat lain yang sekiranya mempunyai efek yang sama namun jarang menimbulkan alergi. Atau tanyakan pada Apoteker terdekat anda.

Praktek dokter aneh

Barusan kemaren aku liat berita di tv soal praktek dokter MJ (cm inisial aja) di jakarta. Ehm cukup unik juga se ne dokter melayani pasiennya. dari pantauan reporter berita salah satu tv swasta itu dengan menggunakan kamera tersembunyi, mendatangi praktek dokter itu yang ternyata pasiennya lumayan rame juga lho. Setiap pasien yang masuk ke dalam ruang periksa, gak sampai 5 menit dah keluar dengan membawa sebungkus plastik obat. Dan giliran reporter itu datang (nunut ibu yg bawa anaknya sakit) ternyata dokter itu cm langsung memberi obat tanpa memeriksa terlebih dahulu keadaan si pasien. Eh ne pasien (anaknnya ibu tadi) mengeluhkan berat badannya terus turun. si dokter cm tanya "kapsul apa puyer?". dan si ibu menjawab ''kapsul saja''. setelah itu tidak lama kemudian diberikannya kapsul itu kepada si pasien dengan sepengetahuan si reporter. Disitu tampak sekali dokter ketus dalam melayani pasien, melihat pasien pun gak. setelah ditanya apakah isi kapsul tersebut, si dokter cm menuliskan "vitamin camp'' yang artinya vitamin campuran. lalu keluar deh si pasien..

Haaa... that's it?

semudah itukah?bukan masalah si dokter memberikan obat yang menjadi kewenangan farmasis se (itu menurutku) cm masak iya dokter gak memeriksa si pasien bahkan melihatpun tidak. bagaimana dia bisa menegakkan diagnosa dari pemeriksaan (kecuali dengan adanya hasil lab) lalu memberikan obat? yang jelas si dokter emang ramai dikunjungi pasien dan banyak yg berkomentar kalo penyakitnya sembuh.
Naa ini ne yang mesthi diluruskan. Kompetensi kita, loyalitas kita terhadap profesi masing2 perlu ditegakkan. gini ne kan ya tujuannya untuk kualitas hidup yang lebih baik dari pasien. tp gak semua dokter kayak gt deh...

Senin, 09 Februari 2009

learn by d'paz

Sesekali inget masa lalu. Bagaimana ternyata aku bisa melaluinya sampai aku bisa berdiri sekarang. Semuanya berkat masa lalu, apa yg kulakukan masa lalu adalah aku sekarang. Terkadang hati ini bertanya, bagaimana bisa aku bertahan sebegitu hebatnya. Hebatkah aku? Tidak juga. Semuanya bertahan sesuai naluriku. Perjuanganku saat menembus SPMB, tiap hari jalan kaki buat bimbingan intensif di kota Malang. Hampir tak pernah jalan2 gara2 saking banyaknya tugas yg diberikan oleh sang Tutor. Tapi apa hasilnya? Ternyata aku sukses, aku lulus SPMB. Rasanya terharu jika ingat ini semua. Farmasi Universitas Airlangga, tujuanku selanjutnya. Menjadi mahasiswa. Dengan jiwa yg masih berupa SMA. Aku kelabakan, dari sifat yg masih malas hingga kurang kerja keras dalam belajar membuat prestasiku bisa dibilang sangat tidak memuaskan. Waktu itu (dan baru kurasakan sekarang) aku benar2 tidak belajar dari kerja kerasku menembus SPMB. Entah karena apa, tp rasanya aku tidak punya keyakinan untuk melanjutkannya. Bahkan rasa tidak percaya diri semakin timbul semester demi semester. Hingga pada akhirnya aku harus memlih skripsiku. Di bagian mana aku harus menyelesaikan skripsi ini. Semua teman2 ku waktu itu sudah banyak yg mempunyai pegangan untuk skripsinya. Sedangkan aku? Orang yang terlalu santai dan akhirnya mendapatkan ganjarannya. Nilaiku tak jusga bagus, banyak mata kuliah yang tak bisa kuikuti, skripsi blm jelas, aku merasa sendiri dan bingung. Aku malu berjalan, tapi aku lebih malu lagi kalau aku berhenti. Dengan keadaan terjepit ini aku mencari kesempatan untuk mencari dimana tema skripsiku akan kubuat. Setelah kudapatkan, aku mendapat seorang pembimbing. Dan ternyata skripsi yang kukerjakan, harus kukerjaan sendiri karena tema yang kupakai tidak sama dengan mahasiswa lain yang mungkin bisa bekerja sebagai team dalam satu tema. Dan setelah kujalani, ternyata memang lebih menyenangkan jika ada patner disamping kita dalam bekerja. Berada di laboratorium sendirian, masih seneng kalo ada temen lain pas mengerjakan tugas skripsinya di hari yang sama. Tapi aku lebih banyak mengalami bekerja sendirian. Berat ringannya aku yg tanggung, apapun hasilnya, apapun kejadian yang tidak menyenangkan aku yang rasakan. Sampai suatu ketika aku mengalami musibah, saat alat yang digunakan untuk tes UV/Vis terjatuh dan pecah. Betapa aku kehilangan konsentrasi saat itu mengingat harga kuvet itu sekitar 600 ribu. Aku tak bisa bekerja dengan fokus, prosedur salah, hasil penelitian tidak maksimal, kerjaan tidak beres. Lelah rasanya. Tapi apakah aku harus menangis menjerit-jerit dalam laboratorium? Inginku juga seperti itu. Tapi masak iya, dan aku berpikir sekali lagi bahwa siapa yg bisa mengerti keadaanku saat orang lain juga berpikiran fokus terhadap dirinya sendiri. Aku sendiri merasakan empati mereka padaku, tapi aku sendiri juga berpikir ya inilah yg harus kujalani, bukan orang lain. Sampai akhirnya aku dibantu orangtuaku untuk mengganti semuanya itu. Semuanya belum berhenti, masih banyak pekerjaan yang harus kulakukan sendiri. Suatu saat aku merenungi hasil kegagalan demi kegagalan ini. Semuanya memang diperuntukkan untukku, Tuhan berikan sesuatu yang berharga untukku ini agar aku bisa berdiri dengan tegak sekarang. Pelan dengan pasti semuanya bisa dilalui, walaupun cobaan dan kegagalan tetap saja datang dan pergi, tapi paling tidak aku bisa menyingkapinya. Sampai aku akhirnya lulus Sarjana dan menginjak Profesi walaupun dengan prestasi yang pas-pasan. Dengan keterbatasan kekuatan jiwa ini dan keyakinan yang masih terbata-bata, kupaksakan untuk ttp berlari. Walaupun terpincang-pincang. Berat. Melelahkan. Tapi inilah hidupku. Aku tidak suka ‘shortcut’. Semuanya kulalui dengan apa adanya. Sampai pada akhir studi profesiku juga masih banyak kendala yang hadir. Hingga pada hari yang diharapkan, Yudisium. Dari 65 anak yang dipanggil satu persatu, kutunggu-tunggu namaku. Sudah hampir dipanggil semua tapi terucap juga namaku 3 dari yang terakhir. Itu sesuai dengan urutan Indeks Prestasi. Tak apalah, yang jelas aku bangga dengan kerja kerasku. Walaupun mungkin prestasiku tidak bisa seperti yang lain. Beberapa minggu kemudian, sesuatu yang tidak disangka2 aku ditawari sebuah pekerjaan di asuransi. Memang tidak sepenuhnya ilmu ku kuterapkan, tapi paling tidak aku bisa belajar. Akhirnya kujalani pekerjaan itu. Dapat gaji, dengan nominal yang bisa dibanggakan. Bisa bekerja dengan orang lain. Bisa membangun hubungan antar karyawan, bisa mandiri, bisa membuat orang tuaku bahagia. Kebahagiaan itu datang satu persatu. Sampai Sekarang, aku bisa berdiri dengan bangga. Siap menjalani hidupku agar bisa melihat senyumku di masa depan.

Kamis, 05 Februari 2009

already 'on' position

Setiap detik menandakan siapnya peperangan. Kerja keras disiapkan untuk menghadapinya. Bagiku, yg selalu ‘merasa’ bekerja keras, ternyata masih blm sanggup memenangi peperangan ini. Ternyata ‘kesombongan’ ini yg membuatku jauh dari kemenangan, ‘kemalasan’ pasca ‘kerja keras’ seakan membuatku tak beranjak dari tempat awalku berdiri. Ada suatu ungkapan yang kutemukan di website seseorang :
Kerja keras melawan kemalasan Kerja keras melawan keegoisan Kerja keras melawan hawa nafsu Kerja keras melawan kesombongan Kerja keras melawan kemiskinan Kerja keras melawan Kebodohan
Kerja keras ternyata memang universal. Tak ayal aku yg mencap diriku sendiri sebagai pekerja keras non lelah, merasa belum bekerja keras, setelah melihat kualifikasi itu. Tak pernah ada yg kulawan selain waktuku dalam bekerja. Yang menandakan kemalasan, keegoisan, hawa nafsu, kesombongan, kemiskinan, dan kebodohan masih tertanam dalam diriku. Bahkan dengan mengetahui ini, merupakan tamparan yang keras bagi diriku yang menyukai kerja keras. Dan ini adalah siklus bagiku untuk kembali ke awal lagi. O’ow back to the zero? Ya, dan itu harus. Siklus adalah putaran, dan sedangkan aku satu putaran saja belum penuh.

Selasa, 27 Januari 2009

Aku ketagihan (info) MDMA (part I)

Apa itu Ketagihan (addicted)
Jika diterjemahkan memang bisa berarti ketagihan atau mencandu (pecandu). Pecandu menurut kamus Indonesia diambil dari kata candu yang berarti getah kering pahit berwarna cokelat kekuning-kuningan yg diambil dari buah Papaver somniferum (buah yang terkenal sebagai penghasil morfin dengan cara mengambil getahnya), dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan bagi yg sering menggunakannya atau bisa berarti cairan kental berwarna hitam yg keluar dr rokok yg diisap yg melekat pd pipa. Atas dasar rasa ketagihan yang ditimbulkan oleh hasil buah Papaver somniferum inilah penikmatnya diistilahkan pecandu.
Apa itu MDMA ?
MDMA merupakan singkatan nama kimia dari ecstasy, yaitu methylenedioxymethamphetamine (3,4-methylenedioxy-methamphetamine). Disintesis pertama kali pada tahun 1912 oleh Merk,perusahaan Farmasi di German. Pada awalnya Merk ingin mencari dan meneliti vasokonstriktor yang tepat untuk mengatasi perdarahan abnormal. Komponen yang penting dalam struktur ini adalah hydrastinine.
Mengapa ada MDMA ?Berdasarkan sejarah penemuannya, ahli kimia Merk saat itu memang meneliti vasokonstriktor lain yang lebih efektif. MDMA digunakan untuk psychotherapy, dan beberapa ahli medis yaitu Leo Zeff, George Greer, Joseph Downing, dan Philipi Wolfson menggunakan MDMA dalam prakteknya sebelum digunakan secara ilegal. George Greer mensintesis MDMA dan memberikannya pada 80 pasiennya, dengan dilaporkan pasien tersebut mengalami beberapa kemajuan pada gangguan psychiatric sedang. Pada beberapa pemberitahuan publik dalam metode pengobatan dilaporkan satu pasien dengan nyeri berat dengan penyakit kanker, MDMA meredakan nyeri dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Studi di Amerika dan negara lain, mengevaluasi kemanjuran dari MDMA dalam mengobati penyakit dengan diagnosa posttraumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan kecemasan yang berhubungan dengan kanker.

Kamis, 08 Januari 2009

goodbye my lover, goodby my frend

They were friend. Kubentuk mereka dengan pikiranku sendiri. Kulahirkan dari jiwaku yang sepi. Kukumpulkan segala warna-warni nafasku untuk menciptakan mereka. Mewujudkannya seakan mereka selalu bermain denganku, selalu bersamaku, selalu berputar dan berlari denganku, dan menjadikan mereka sandaranku sesaat aku lelah. Mereka tak pernah lelah untuk menjadi seorang ‘teman’ bagiku. Selangkah dalam dekade kehidupan, mereka memudar. Tergantikan oleh warna lain yg baru. Yang sesungguhnya tak kalah indah, namun tetap ‘beda’. Tapi mereka tetap ada. Mereka tetap disini, terukir prasasti dalam sejarah kehidupanku. Bahwa mereka sangat berarti dalam memberikan secoret warna untuk ku bernafas. Tinggal tersisa senyum dalam diriku. Tak kusesali atas ‘kesendirianku bersama mereka’. Mereka adalah wujud kesendirianku. Adanya mereka adalah adanya kesendirianku. Dan sekarang, ada tidaknya kehadiran mereka bukan merupakan kesendirianku. Kebersamaan itu telah hadir. Cinta itu telah hadir di tengah-tengah lingkunganku, keluargaku, saudaraku, sahabat-sahabatku dan mereka nyata adanya. Dan kepada seorang pria yang akan menjadi tempatku bercinta dan berkasih. Kebersamaan itu lebih terasa, dan terasa beda.

bout OTC

Eh OTC? (over the counter) semua apotek pasti ada obat2 yg di 'display' sehingga memungkinkan konsumen bisa melihat sendiri atau memilih obat yg sesuai dengan kebutuhan dia.Kalo dari artinya sendiri OTC drug adalah obat-obatan atau perbekalan farmasi yg bisa dibeli tanpa perlu resep dari dokter. Obat ini sesuai bagi yg melakukan 'self treatment' dengan kata lain memberi pengobatannya sendiri tanpa perlu ke dokter. Tentu saja berlaku untuk jenis penyakit ringan atau penyakit tidak terlalu serius sehingga perlu penangannan dokter. Golongan obat dari OTC sendiri adalah obat bebas dan bebas terbatas. Yaa, namanya juga obat , mempunyai kemungkinan berbahaya bagi kesehatan jika digunakan dengan tidak tepat. Walaupun golongan obat ini termasuk obat bebas dan obat bebas terbatas, bukan berarti penggunaannya secara bebas dan tetap ada aturannya, namanya juga obat. Jika pasien baru menggunakan pertama kali salah satu obat tersebut, hak pasien adalah BERTANYA DAN BERKONSULTASI pada APOTEKER. Atau anda yg sedang dalam kebingungan untuk memilih obat yg tepat untuk penyakit anda, maka bertanyalah. Karena untuk itulah fungsi Apoteker dalam masyarakat. Namun tidak semua penyakit yg dimaksud perlu pengobatan OTC. Jadi jangan harap Apoteker anda akan selalu menganjurkan pada salah satu obat untuk anda minum dalam rangka mengatasi penyakit anda. Untuk itulah perlunya ada komunikasi antara pasien dengan apoteker untuk menghasilkan kualitas hidup yg baik. Yang jelas jangan pernah mencoba-coba untuk menggunakan obat jika tidak mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari obat yg bersangkutan.
Sebagai contoh, pasien dengan keluhan tidak bisa buang air besar dan berniat membeli Dulcolax (bisacodyl). Jika kejadian ini terus menerus berlanjut hingga membuat pasien mengkonsumsi Dulcolax secara berlebihan agar BAB nya lancar, maka perlu digaris bawahi bahwa pengobatan ini belum menghasilkan keberhasilan terapi. Tidak semua permasalahan BAB bisa diselesaikan dengan pengobatan, karena lebih baik mengetahui penyebab dan mengatasinya dari problem awal tersebut. Jika ternyata pola makan anda yg kurang serat dan kurang minum, maka lakukanlah apa yg blm anda lakukan sehingga menjadi BAB tidak lancar tadi, ya makanlah banyak serat seperti sayuran dan buah2an serta konsumsi air minum minimal 8 gelas sehari. Sehingga tanpa obat pun anda bisa menikmati hidup lebih baik.