Kamis, 26 Maret 2009

Zat Aktif dalam Opium

Mungkin beberapa orang blm tau kalo opium itu sebenernya bukan zat aktif. Opium bukan merupakan bahan kimia tunggal. Bahan kimianya hampir mirip kayak salad gitu, banyak yang terkandung di dalamnya, mulai dari gula, protein, asam, air, dan bermacam-macam alkaloid. Orang yang kesehariannya nanam opium (ada gak ya di Indonesia) untuk nilai narkotiknya, pada umumnya tertarik pada senyawa alkaloidnya.

Alkaloid merupakan senyawa organik dengan ciri ada atom nitrogen dan beberapa senyawa lain yang ditemukan di tanaman (ehm gak jarang juga ditemukan di hewan). Cirinya rasanya yg pahit, dan ada beberapa ciri khas dengan sifat yang beracun, stimulan, dan efek analgesik (antinyeri). Ada bermacam-macam alkaloid, 30% diantaranya ditemukan pada tanaman. Dan Morphin merupakan alkaloid yang ditemukan di opium, dan beberapa alkaloid lain seperti Codein (buat obat batuk), Papaverin (mengatasi spasme visceral), Nicotine (stimulant), Atropin (antikolinergik), Cocain (stimulant), dan Mescaline (psychedelic psychotherapy). Kalo konsentrasi Morphin sendiri pada opium se bisa bervariasi tergantung kondisi tanamannya, dan biasanya berkisar 3 ampe 20 %. eh gitu aja ya ..masih gathering info lain dari ebook kesayanganku heheheee

Rabu, 25 Maret 2009

Ketika kita tidak merasakan sakit pada saat mestinya rasakan sakit

Ne posting setengah sadar hehee... habis sembuh dari rasa malas dan rasa kantuk berkepanjangan (bilang aja habis hibernasi). Sebenernya aku bingung nulis judulnya gimana. Yang jelas pada intinya ada saat dimana kita mestinya merasakan rasa sakit (yang pada umumnya pasti merasakan rasa sakit pada keadaan itu) tapi tidak merasakan sakit (=nyeri). Ini Cuma secuplik aja se dari ebook yang tak donlut beberapa hari yg lalu.

Nyeri memang menyerang dengan berbagai cara. Mulai dari penyakit yang sedang dari nyeri (gak enak di badan) pada saat kita terserang flu, nyeri kena benturan, nyeri persendian, ampe nyeri krn luka trauma. Beberapa orang menderita dan merasakan nyeri setelah mengalami trauma akibat luka tapi sebelum fase kejadian itu terjadi, pada suatu saat mereka tidak merasakan sakit sama sekali. Ne contohnya, pada 30 Maret 1981, Jonh Hinckley Jr melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Ronal Reagen dengan senjata api. Ketika senjata itu ditembakkan, asistennya pak pres ne (eh ajudan pa asisten ya istilahnya.. lha ne pake boso ingglis se buku asline), yang jelas si ajudannya berusaha melindungi dia dengan mendorong pak pres ke arah limosinnya. Tak satupun orang, sekalipun Ronal Reagan, mengetahui bahwa dia telah tertembak di dadanya dengan peluru 9 mm (coba deh liat2 youtube beg e pngn tau kronologinya). Beberapa saat kemudian beliaunya tersungkur di dekat jendela mobil dengan darah keluar dari dadanya (tersungkurnya juga karena didorong pengawalnya ato ajudannya untuk melindunginya). Baru kemudian dia merasakan sakit yang luar biasa. Sebelum fase itu nyeri itu memang tidak terasa. Ehm tambahan dikit baca dari website nya pak Ronald kalo dia malah sempet bilang ke ajudannya yang notabene waktu itu melindungi dia (nindihin pak Ronald) kalo biar bangkit dari ‘nindihin’ badannya. Hehee sedikit membayangkan ne apa kata beliau saat itu, mungkin bilang gini ‘Woi rek, ngaliho. Awakku mbok tindihi, rumangsane awakmu entheng ta?’. Walah kok jadi jauh banget gini. Tapi yang jelas pak Ronald baru merasakan nyeri itu saat beliau mulai bangkit dan menyadari rasa sesak dan nyeri di dadanya.

Beberapa contoh lain pada tahun 1984, Rick Allen si drumer dari Def Lepard (yang tau acungin jempolll hehheee). Yup, seorang drumer bertangan satu. Ceritanya ne berawal dari kecelakaan yang dialaminya pada saat berkendara dengan Corvette nya (eh ne merk mobil yaa). Yang jelas kejadian itu membuatnya terlempar dari mobilnya. Setelah dia bangkit dari jatuhnya, dan menyadari tangan kirinya ada yang robek. Pada saat itu dia tidak merasakan nyeri sedikitpun. (hehe tapi entah kemudian)

Pernahkah kamu merasakan seperti itu

Atau coba pikirkan ini.. bagaimana bisa kita bisa merasakan sakit langsung saat tangan kita terjepit pintu, tapi ‘feel nothing’ saat tertembak dada kita atau bagian dari tubuh kita yang terluka. Ehm gimana untuk lebih jelasnya kita tanya Ronald Reagan heheee. Ato siapa yang mau nyoba? (duh semoga nggak ya prend)
Tapi yesi pernah merasakannya. Ehm saat jatuh tersungkur dari speda montor (sedikit menyingkap masa lalu), beberapa saat sebelum aku berusaha berdiri karena celana jean ku tersangkut, saat mulai beranjak buat minggirin montorku baru deh kerasa kalo lututku terluka.

Yang jelas, yesi, dokter, ataupun peneliti lain blm yakin. Karena kebanyakan laporan dari ini semua merupakan anekdot (lahhh dah capek2 baca kok malah anekdot) dan tak ada cara untuk meneliti seperti percobaan secara laboratory (siapa yang mau jadi kelinci percobaannya?).

Tapi ahli neurologi meyakini bahwa kemampuan otak untuk merasakan nyeri dapat mati (sejenak?) pada saat terjadi keadaan darurat atau shock yang bersifat ekstrim (seperti contoh tadi). Ada kemungkinan hal ini memberikan manfaat agar seseorang bisa menghindar atau berusaha menghadapi situasi tersebut (dengan keadaan yang masih siap atau ‘baik-baik’ saja) tanpa rasa sakit.

Pernah merasakan hal itu?

Minggu, 22 Maret 2009

so empty brain

Ternyata seminggu gak tersentuh dunia maya, serasa dah lama bianget berada dalam gua. But finally, this Monday (yg banyak dibenci—di pesbuk kok banyak yg ngeluh soal senin se).. i’m realy on ah. Dipaksa on, palagi hari ne mulai masuk sif sore. Dan ternyata semakin lama jauh dari internet, semakin gak ada ide buat ngeblog. Fiuhhhh. That’s all.. sorry

Selasa, 10 Maret 2009

speak good, or be silent


ne akibatnya kalo luntang lantung gak ada kerjaan...wee tiba2 inget deh kalo dulu pngn cari2 artikelnya gede prama. dari sekian banyak tulisannya, ne judul kayaknya keren juga. palagi neh kondisi sekarang banyak orang yang ngomong gak pake mkir. tak ada yang baik keluar dari mulut seseorang. (feel so sad). kenapa kita gak blajar lagi mulai dari awal, krn seakan2 kita sdh merasa kalo kita sudah benar dlm kehidupan ini. lets empatize, and disciplin with our speak. mari kita sama2 didik mulut dan pikiran (yg nulis juga ikut2an, eh yang baca juga) dan membelokkan setiap energi negatif ke tempat2 yang lebih produktif. Ya iyalah ne pelajaran agak susah, mana ada se yg gak susah di dunia ini kecuali bagaimana cara kita agar membuatnya bisa 'terasa' mudah. Hanya perlu inget ne kalimat sederhana : BICARALAH DENGAN BAIK, ATAU DIAM SEKALIAN. dan atas rahmat Tuhan lukisan kehidupan kita mungkin akan menjadi lebih cantik dan menarik, dan orang lainpun akan menikmati lukisan kita. ehm sekalian gabungin aja ya pesen dari Mario Teguh kalo jalan kebenaran adalah jalan Tuhan, maka marilah kita bersama-sama berjalan pada jalan kebenaran agar kita senantiasa berjalan bersama Tuhan. Jika memang kita berpikiran baik dan apalagi berbicara dengan baik... apa lagi yang dunia katakan selain 'wow you're amazing'. so lets speak good, or be silent

Senin, 09 Maret 2009

Obat untuk influenza. Perlukah?

Bekerja di bidang asuransi (yang notabene bukan sepenuhnya bidangku) membuatku menjadi mengerti pola suatu golongan masyarakat dalam menyingkapi kesehatan mereka. Sebagian mereka (yang menjadi tanggungan dari asuransi) mungkin merasa tidak ada masalah jika kita sakit, karena memang perusahaan mereka akan menanggung segala biaya kesehatan mereka. Dan itu wajar. Dalam hal ini aku hanya ingin menyingkapi paradigma yang sekarang ada di masyarakat. Paradigma sehat (dalam lingkup asuransi) mungkin sebagian akan lebih mengarah ke dokter untuk mengobati penyakitnya daripada menjaga kesehatannya. Tidak mudah memang mengubah kebiasaan sebagian masyarakat yang masih awam bahwa obat sebenarnya juga bukan barang yang ramah. Bagiku, seminimal mungkin kita mengkonsumsi obat (kalo gak kepepet harus bener2 minum obat lho). Sebagai contoh yang kulihat di lapangan adalah penyakit yang umum misalnya influenza. Banyak sekali memang klaim dari pasien asuransi yang kupegang dengan diagnosa URI (upper respiratory infection)yaitu infeksi saluran nafas atas ato biasa disebut ISPA. Sebagian besar obat yang diberikan pasti diantaranya terdapat antibiotika (antibakteri), selain ada obat lain untuk mengurangi gejala influenza. Memang itu wajar dan itu bukan suatu kesalahan karena merupakan hak pasien kepada dokter untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, dan hak dokter memberikan obat yang sesuai. Hanya disini aku cuma menilai dari kebiasaan masyarakat saat ini dalam menggunakan antibiotika. Saat ini antibiotika bagaikan vitamin, yang tiap kita sakit (apalagi influenza) pasti akan memerlukan antibiotika. Hal itu tidak sepenuhnya benar. Pada dasarnya influenza ini merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Biang keladinya adalah virus RNA yang berasal dari keluarga Orthomyxoviridae (virus influenza). Ingat, bahwa penyebabnya adalah virus. Dan sebagian besar antibiotika adalah antibakteri yaitu bekerja melawan bakteri, yang secara morfologi dan sifat berbeda dengan virus. Na masalahnya memang kalo influenza diberi anti virus (ato yang lebih dikenal dengan antiviral) memang jatuhnya akan mahal banget. Dari segi benefit and risk obat anti viral memang sangat tidak ekonomis apalagi untuk penyakit yg ringan seperti influenza. Maka sebagian besar memang ‘ditembak’ aja dengan antibiotika. Ehm ada se penyakit lain dari infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Tapi karena gejalanya hampir sama dengan influenza, maka memang tidak bisa dibedakan secara pasti. Yang jelas kita tidak tau mikroba apa yang menyebabkan infeksi pada tubuh kita sebelum ada pengujian dari isolasi darah kita dan adanya identifikasi dari mikroba yang ada. Na hal itu juga memang tidak murah. Jadi pemberian antibiotika memang jadi pro dan kontra. Dan dokter lah yang lebih mengetahui kondisi tubuh pasien terhadap penyakit, apakah perlu antibiotik, anti viral, atau tidak sama sekali membutuhkan obat tersebut. Na, dari penjelasan itu (ehm lebih ke arah opini se berdasarkan keilmuanku) terkadang kita tidak perlu obat untuk mengatasi flu, apalagi antibiotik. Karena pada dasarnya penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, jadi yang kita tekankan yaa kita tingkatkan dulu sistem kekebalan tubuh. Penyebab utama kita terserang infeksi karena sistem kekebalan tubuh kita yang menurun sehingga tidak sanggup menanggulangi infeksi dari bakteri atau virus. Istirahat dan makan teratur, kalo perlu minum susu (hehe bagi yang gak biasa, ya dibiasakan tuh). Tapi kalo memang gejala dari influenza memang tetap mengganggu, obat untuk influenza mungkin bisa diperlukan. Pada umumnya obat antiinfluenza mengandung bahan yang digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat, pusing, hipersekresi mukosa hidung (alias hidung meler) dan demam. Tapi perlu diingat gejala itu merupakan reaksi tubuh kita karena adanya infeksi, bukan sumber penyakit. Dan memang obat antiinfluenza meredakan gejala, dan bukan mengobati penyebab utamanya. So, be alert. Jika kita bisa menjaga kesehatan lebih baik, tak perlu lagi obat. Tapi tetaplah jika memang kita ragu, ada dokter dan apoteker yang siap membantu.

ternyata kita cantik

Cerita ini sebenarnya dikutip dari sebuah buku. Cuma mungkin aku hanya ingin berbagai cerita. Jika ada yg belum pernah membaca cerita ini semoga bisa memetik manfaatnya. Bagi yang pernah membacanya, kuharap bisa mengingatnya kembali agar tetap selalu ingat bahwa kita adalah hal tercantik yang dibuat oleh Nya. Dan semoga ttp menjadi inspirasi bagi semua orang. Aku juga berterimakasih kepada temanku yang telah menghadiahkan buku ini padaku. Salah satu cerita dalam buku itu (diantara beberapa cerita) judul inilah yang membuatku tertarik. Selain ceritanya yang menarik, tp juga itulah cerminan kehidupan semua orang, tak ayalnya aku. Ehmm just read it:
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja ke sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.”Liat cangkir itu”, kata nenek kepada suaminya. “Kau benar, itu cangkir terantik yang pernah aku lihat”, ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara. “Terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata, “Belum!”. Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang itu berkata ‘’Belum!”.
Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku, asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, “Belum!”. Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini!. Sambil menangis aku berteriak-teriak sekuatnya. Tapi orang itu tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar2 dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Teman, seperti itulah Allah swt membentuk kita. Pada saat Allah swt membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik dan memancarkan kemuliaanNya.
Teman, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab kita tahu bahwa ujian menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suatu apapun.
Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati karena Allah sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan itu memang menyakitkan, tetapi setelah semua proses itu selesai kita akan melihat betapa cantuknya Allah membentuk kita.