Rabu, 25 Maret 2009

Ketika kita tidak merasakan sakit pada saat mestinya rasakan sakit

Ne posting setengah sadar hehee... habis sembuh dari rasa malas dan rasa kantuk berkepanjangan (bilang aja habis hibernasi). Sebenernya aku bingung nulis judulnya gimana. Yang jelas pada intinya ada saat dimana kita mestinya merasakan rasa sakit (yang pada umumnya pasti merasakan rasa sakit pada keadaan itu) tapi tidak merasakan sakit (=nyeri). Ini Cuma secuplik aja se dari ebook yang tak donlut beberapa hari yg lalu.

Nyeri memang menyerang dengan berbagai cara. Mulai dari penyakit yang sedang dari nyeri (gak enak di badan) pada saat kita terserang flu, nyeri kena benturan, nyeri persendian, ampe nyeri krn luka trauma. Beberapa orang menderita dan merasakan nyeri setelah mengalami trauma akibat luka tapi sebelum fase kejadian itu terjadi, pada suatu saat mereka tidak merasakan sakit sama sekali. Ne contohnya, pada 30 Maret 1981, Jonh Hinckley Jr melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Ronal Reagen dengan senjata api. Ketika senjata itu ditembakkan, asistennya pak pres ne (eh ajudan pa asisten ya istilahnya.. lha ne pake boso ingglis se buku asline), yang jelas si ajudannya berusaha melindungi dia dengan mendorong pak pres ke arah limosinnya. Tak satupun orang, sekalipun Ronal Reagan, mengetahui bahwa dia telah tertembak di dadanya dengan peluru 9 mm (coba deh liat2 youtube beg e pngn tau kronologinya). Beberapa saat kemudian beliaunya tersungkur di dekat jendela mobil dengan darah keluar dari dadanya (tersungkurnya juga karena didorong pengawalnya ato ajudannya untuk melindunginya). Baru kemudian dia merasakan sakit yang luar biasa. Sebelum fase itu nyeri itu memang tidak terasa. Ehm tambahan dikit baca dari website nya pak Ronald kalo dia malah sempet bilang ke ajudannya yang notabene waktu itu melindungi dia (nindihin pak Ronald) kalo biar bangkit dari ‘nindihin’ badannya. Hehee sedikit membayangkan ne apa kata beliau saat itu, mungkin bilang gini ‘Woi rek, ngaliho. Awakku mbok tindihi, rumangsane awakmu entheng ta?’. Walah kok jadi jauh banget gini. Tapi yang jelas pak Ronald baru merasakan nyeri itu saat beliau mulai bangkit dan menyadari rasa sesak dan nyeri di dadanya.

Beberapa contoh lain pada tahun 1984, Rick Allen si drumer dari Def Lepard (yang tau acungin jempolll hehheee). Yup, seorang drumer bertangan satu. Ceritanya ne berawal dari kecelakaan yang dialaminya pada saat berkendara dengan Corvette nya (eh ne merk mobil yaa). Yang jelas kejadian itu membuatnya terlempar dari mobilnya. Setelah dia bangkit dari jatuhnya, dan menyadari tangan kirinya ada yang robek. Pada saat itu dia tidak merasakan nyeri sedikitpun. (hehe tapi entah kemudian)

Pernahkah kamu merasakan seperti itu

Atau coba pikirkan ini.. bagaimana bisa kita bisa merasakan sakit langsung saat tangan kita terjepit pintu, tapi ‘feel nothing’ saat tertembak dada kita atau bagian dari tubuh kita yang terluka. Ehm gimana untuk lebih jelasnya kita tanya Ronald Reagan heheee. Ato siapa yang mau nyoba? (duh semoga nggak ya prend)
Tapi yesi pernah merasakannya. Ehm saat jatuh tersungkur dari speda montor (sedikit menyingkap masa lalu), beberapa saat sebelum aku berusaha berdiri karena celana jean ku tersangkut, saat mulai beranjak buat minggirin montorku baru deh kerasa kalo lututku terluka.

Yang jelas, yesi, dokter, ataupun peneliti lain blm yakin. Karena kebanyakan laporan dari ini semua merupakan anekdot (lahhh dah capek2 baca kok malah anekdot) dan tak ada cara untuk meneliti seperti percobaan secara laboratory (siapa yang mau jadi kelinci percobaannya?).

Tapi ahli neurologi meyakini bahwa kemampuan otak untuk merasakan nyeri dapat mati (sejenak?) pada saat terjadi keadaan darurat atau shock yang bersifat ekstrim (seperti contoh tadi). Ada kemungkinan hal ini memberikan manfaat agar seseorang bisa menghindar atau berusaha menghadapi situasi tersebut (dengan keadaan yang masih siap atau ‘baik-baik’ saja) tanpa rasa sakit.

Pernah merasakan hal itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar